"Perasaan ditolak dan gagal ketika dipecat dari Rangers membuat saya
hancur. Namun dari kemalangan itu saya menemukan determinasi yang
tinggi untuk sisa hidup saya, sejak saat itu saya tidak pernah mau
menyerah," bicara tentang pemecatannya sebagai pemain oleh klub Rangers.
"Terkadang
Anda harus bersikap dingin, sinis dan menghakimi tanpa belas
kasihan," mengenai gaya kepelatihannya yang terkenal keras dan kerap
memberikan hairdryer treatment kepada anak buahnya yang bersalah.
"Saya tidak bisa mempercayai ini, sungguh saya tidak percaya dengan ini semua, Football. Bloody hell.' Apa yang ia katakan setelah Final legendaris Liga Champions tahun 1999 kontra Bayern Munich saat itu tanggal 26 Mei.
"Sekarang
sudah mulai menggelitik, rasanya ini sudah waktunya berderit , ya
saya menyebutnya seperti itu," perihal persaingan dengan Arsenal untuk EPL musim 2002/03.
"Mereka
bilang dia orang yang pandai bukan? Karena bisa berbicara dalam 5
bahasa yang berbeda. Saya bisa mendapat anak umur 15 tahun dari Pantai
Gading yang bisa 5 bahasa juga," ucapnya mengomentari Arsene Wenger di tahun 1996.
"Dia bahkan bisa memulai sebuah perkelahian sekalipun itu di rumah kosong," mengomentari Dennis Wise mantan pemain Chelsea yang terkenal bertempramen tinggi.
"Itu
adalah kejadian aneh. Jika saya mencoba 100 atau sejuta kali tetap
saja hal itu tidak bisa terjadi lagi. Jika saya bisa saya akan terus
bermain-main seperti itu! ' Menjelaskan bagaimana dia menendang sepatu
di ruang ganti United yang akhirnya mengenai pelipis David Beckham.
"Terkadang
kesuksesan membuat orang bisa berubah. Bagi saya kesuksesan bukan
suatu masalah, namun bagi pemain hal itu bisa menjadi masalah,"
mengomentari pemain-pemainnya yang mulai arogan karena kesuksesan.
"Dia
memang penuh hal seperti itu, dia memanggilku "Boss" dan "Big Man"
ketika setelah laga leg pertama kami mengambil waktu untuk minum.
Ucapannya itu ditemani segelas anggur yang ia tuang untukku, namun
bagiku hal seperti itu jelas ibarat dipermalukan," ucapnya tentang Jose Mourinho pelatih muda yang sempat mengusiknya di EPL.
"Ketika
orang Italia itu bilang apa yang ada di piring itu adalah pasta saya
masih memastikannya di bawah sausnya, karena mereka ini investor smokescreen (sindiran untuk orang pandai bersandiwara)," sebelum memainkan laga melawan Inter Milan di perempat final Liga Champions tahun 1999.
"Belum
pernah kami dihajar secara habis-habisan seperti ini, sungguh ini
merupakan pelajaran berharga bagi kami," ucapnya usai kalah 3-1 dari Barcelona musim lalu di Wembley, Final Liga Champions.
"Tantangan terbesar saya masih belum terjadi di saat ini, tantangan terbesar saya adalah memukul Liverpool tepat di ******* perch mereka, dan kau boleh cetak kata-kataku ini," Ucapnya kepada Alan Hansen perihal masa depannya pada tahun 2002.
SIR ALEX FERGUSON's QUOTES
Rabu, 09 Mei 2012
Diposting oleh RinalKrishna19 di Rabu, Mei 09, 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar